Setelah sekian lama banyak berdiskusi dengan pra fotografer dari berbagi kalangan, mulai dari jurnalis, profesionl, pehobi fotografi, sampai pemula yang baru dama sekali memegang kamera, saya melihat terdapat kesamaannya yakni:
- Semua melaui belajar fotografi dari NOL.
- Mode Auto adalah setting paling favorit di berbagai kesempatan.
- Selalu melihat hasil fotonya seketika setelah memotret.
- Menghayalkan kamera dan lensa mahal yang tidak pernah dibeli.
- Sering melakukan kesalhan dan percaya photoshop adalah solusinya.
Namun, ternyata teknologi kamera pocket/ prosumer dirancang begitu cerdas sehingga fotografer paling buruk pun dapat menghasilkan karya bagus.Walaupun secara teknis foto-foto hasil kamera pocket/prosumer sangat bagus, namun kemampuan KOMPOSISI, KONSEPSI dan SENI tiap fotografer ternyata berbeda, dan tentu saja foto-foto yang dihasilkan jadi sangat beragam dengan gaya dan karakternya masing-masing. Saya sebut sebagi suatu yang UNIK, karena tiap fotografer, punya minat dan gaya sendiri.
Berangkat dari ke unikan masing-masing fotografer, maka semua jenis kamera dari pocket sampai DSLR yang mahal sekalipun, ternyata perlu di pelajari secara mendalam kekurangan dan kelebihannya masing-masing, menggunakan kekurangan atau kelebihan tersebut.
Conto:
- Foto ini diambil dengan kamera LUMIX LX2, ISO 200, f/2,8, speed 1/8, focal lenght 6,3 mm (setara 26mm), pada saat mussim haji bulan desember tahun 2006.Menariknya adalah kemapuan OIS (Optical Image Stabilizer) kamera sangat membantu, karena bisa menggunakan ISO dan speed terendah, dimana hasil fotonya jadi bebas noise, dan cukup tajam.Apalagi dengan f/2,8, ternyata ruang tajam (Depth of Field)nya juga lumayan luas (padahal ini kelemahan kamera pocket).
Proses pengambilan sendiri dilakukan saat magrib, dengan memegang kamera yng di sandarkan pada satu tiang masjid, hasil fotonya sangat meyakinkan kalo ini lebih mirip dengan oldig photoshop Sebenarnya memang ada sedikit kesalahan yang harus dikoreksi dengan photoshop, yakni pada bagian sudut atas kiri terdapat bagian atap masjid yang menganggu dan saya hilangkan dengan photoshop, tapi foto keseluruhan dengan tone unik ini, adalah murni hasil karya alam yang terekam dalam kamera, jadi bukan pohotoshop, tapi kemurahan Allah SWT, kerena memberikan kesempatan pada saa menggunakan kamera ini ditempat yang dilarang menggunakan kamera (ini keunggulan kamera pocket - mudah diseludupkan).
Jadi bisa memanfaatkan kekurangan dan kekurangan kamera bisa dimamfaatkan jika kita mampu mengenali dan menguasainya. Dari sinilah muncul ide mencari kesamaan dari berbagi tipe kfotografer yang pada dasarnya adalah sama saja, namuan yang membedakan hankyalah kreativitas dan kemampouannya menguasai kamera.
Untuk bisa memanfaatkan kekurangan/ kelebihan kamera anda diperlukan proses belajar yang dapat di lakukan secara otodidak. Bahkan dari setiap kesalahan yang kita lakukan ternyata kita bisa melakuakn koreksi sendiri dan belajar dari rekan-rekan sekitar kita, atau dari buku, internet ataupun manual book kamera.
Salah satu cara meningkatkan pengalaman dan kulitas komposisi foto, sebaiknya anda membiasakan diri dengan memotret setiap hari. Ya... betul..!! Setiap hari usahakan anda memotret paling sedikit satu foto apa saja, dan setiap foto itu harus difoto dengan komposisi yang unik, serasi dan cantik. Tantangan semacam ini lah yang memaksa kita untuk selalu terlatih dalam melihat objek foto, dimana harus menempatkan kamera, elemen pendukung apa saja yang saya butuhkan untuk menjadi latarbelakang foto, dan arah cahaya yang bagaimana akan membuat foto tersebut semakin baik. Selebihnya, anda bisa melakuakn koreksi pada parameter teknis kamera, seperti ISO, Speed, dan whitebalance, dan fitur ajaib lain yang disediakan dalam kamera anda baik itu kamera saku, ataupun sekedar kamera dari ponsel.
0 komentar:
Posting Komentar