Minggu, 14 April 2013

Fotografer Hebat by (Heru Muara Sidik)

1. Apa yang diinginkan oleh fotografer pemula?

 Setelah begitu banyak berinretaksi dengan berbagi fotografer,saya menyadari betapakeinginan semua orang adalah menciptakan sebuah foto berkualitas, dengan camera digital yang semakin murah, murah dan canggih. Ini sebuah keinginan sederhana yang dimiliki oleh hampir semuaorang,termasuk saya sendiri.

Namun dari pada saya menilai orang lain, baiknya saya menilai diri saya sendiri saja, sebab apa yang saya alami sebenarnya juga di alami oleh orang lain. Termasuk impian menjadi fotografer yang karyanya di suka banyak orang. Awal mengenal fotografer, lebih pada ketakjubpan saya pada teknologi yang mampu merekam secara visual apa yang dilihat oleh mata manusia. Keajaiban ini, menarik minat saya untuk melihat lebih dalam mengenai " ALAT " apa yang diciptakan manusia sehingga bisa membuatnya seperti itu?

Impian untuk mendapatkan " Alat " tersebut akhirnya terpenuhi ketika ayah saya meminjamkan kameranya untuk pertama kali agar saya memotret semua keluarga besar dikampung, ketika mereka berkumpul dalam acara halal bil halal. "Alat" tersebut ternyata bernama kamera, yang terus menerus saya pelajari hingga pada akhirnya kamera mengalami evolusi memasuki dunia digital, dan saya masih belum mampu menggunakannya dengan baik, apalagi benar.... hiks.

Kesedihan itu sedikit terbayar, manakala kamera SLR digital semakin murah dan mudah ditemui diseluruh penjuru mall. Kesukaan untuk memotret semakin kuat, dan pergaulan dilingkungan fotografer poun, semakinluas, termasuk juga fotografer profesional.

Hal yang paling mengejutkan adalah ketika sedikit banyak saya mulai memahami fitur-fitur pada kamera digital, sayatemukan kenyataan bahwa ternyatafotografer profesional pun,tidak terlalu memahami digital yang dimilikinya, sehingga kemampouan kamera digital modern tidak digunakan secara optimal. Belum selesai rasa penasaran sayaterhadap para fotografer profesional yang " gaptek " ini, ternyata  banyak fotografer muda berbakat yang lahir begitu saja menjadi "juara" dalam menghasilkan foto-foto luarbiasa, tanpa melalui profedi pendidikan berkepanjangan yang lelah dilalui oleh fotografer profesional. Apakah ini pertanda,punahnya sekolah-sekolah fotografer di ber bagai belahan dunia?

Pertanyaan saya tersebut diatas, ternyata juga dengan mudah terjawab oleh lahirnya berbagai program pelatihan fotografi yang mudah dan murah dan bermutu. Semua lahir dalam era digital, tanpa proses inkubasi yang berlaru-larut .... mereka semualahir secara instan dan mengancam ekstensi para fotografer profesional yng terlambat menyiasati stategi menyelamatkan sumber kehidupannya. Apkah hal ini menjadi krisis bagi fotografer profesional?

Sebenarnya say tidak melihatnya hal tersebut sebagi ancaman, sampai suatu ketika saya sengaja membayar fotografer profesional untuk meliput acara perkawinan anak saya sewa ini, dan akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa teknologi telah mengeser ketrampilan fotografi menjadi hal teknis dan  otomatis sehingga memudahkan semua orang untuk berkarya, namuan semua itu bukan akhir segalanya, karena peluang usaha hanya bergeser danberubah bentuk, kita manusia hanya tinggal mengikuti dan menyiasatinya supaya bisa survei menghadapinya.Semoga anda adalah orang yang sedang melau mengikuti perkembangan fotografi, berada di atas laju perkembangan ini, dan mengendalikan sesuai keinginan anda.

Nah... itulah yang diinginkan oleh para fotografer, khususnya bagi mereka yang baru mulai mengenal teknologi fotografer pemula atau " pemula ", yakni mereka yang secara profesioanal hidup dan mati dalam industri fotografi, namun ketika masuk dunia digital terpaksa ikut menjadi "pemula". Awalnya saya boleh bangga karena mencoba belajar lebih dulu antara mereka yang sedang memulai, tapi bukan berarti saya akan unggul di bidang fotografi, apalagi jika saya tidak punya kemampuan " seni ". Jadi anda yang saat ini sedang belajar fotografi, munkin mengenal teknologi lebih baik dan bahkan mampu menguasainya, namun keterampilan seni, tidak mudah bagi mereka yang berbakat, sehingga tidak menyadari potensi yang dimilikinya.

Bagi anda yang sudah memiliki kemampuan seni fotografi, tentu saja akan makin baik lagi jika anda mampu menguasai teknologi untuk memaksimalkan kemampuan seni yang anda miliki, dan jika anda adalah seorang pemula yang sama sekali buta tentang fotografi, mulailah untuk mengenalnya lebih dalam dan mengasah jiwa seni yang anda miliki. Suatu saat nanti, anda akan jadi seorang fotografer terkenal dan menjadi guru saya dalam melayani dunia fotografi digital ini.
 



0 komentar:

Posting Komentar